I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dalam dekade terakhir China merupakan salah satu raksasa ekonomi di Dunia. Negara ini ternyata tidak hanya unggul dalam bidang Industri dan perdagangan, tapi juga unggul dalam pengembangan sektor pertanian. Khusus untuk jagung, China merupakan negara produsen jagung kedua terbesar setalah Amerika Serikat dengan luas tanam jagung sekitar 29,8 juta Ha atau sekitar 18% dari total luas tanam jagung dunia.
China memberikan Kontribusi sekitar 20% dari total kebutuhan jagung Dunia dengan Total produksi Jagung per tahun 165,9 juta Ton. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pertanian khususnya Jagung dalam hal ini Institute of Crop Science, Chinese Academy of Agriculture of Science (ICSCAAS), yang merupakan Lembaga penelitian nesional terbesar di China yang memiliki mandat sebagai pusat koleksi plsama nutfah (germplasm resources), pusat penelitian genetik dan pemuliaan tanaman, Biologi molekuler serta budidaya dan fisiologi tanaman.
Dalam dekade terakhir China merupakan salah satu raksasa ekonomi di Dunia. Negara ini ternyata tidak hanya unggul dalam bidang Industri dan perdagangan, tapi juga unggul dalam pengembangan sektor pertanian. Khusus untuk jagung, China merupakan negara produsen jagung kedua terbesar setalah Amerika Serikat dengan luas tanam jagung sekitar 29,8 juta Ha atau sekitar 18% dari total luas tanam jagung dunia.
China memberikan Kontribusi sekitar 20% dari total kebutuhan jagung Dunia dengan Total produksi Jagung per tahun 165,9 juta Ton. Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pertanian khususnya Jagung dalam hal ini Institute of Crop Science, Chinese Academy of Agriculture of Science (ICSCAAS), yang merupakan Lembaga penelitian nesional terbesar di China yang memiliki mandat sebagai pusat koleksi plsama nutfah (germplasm resources), pusat penelitian genetik dan pemuliaan tanaman, Biologi molekuler serta budidaya dan fisiologi tanaman.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat hampir semua lapisan masyarakat ‘kalang kabut’, terutama yang paling merasakannya adalah kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah, seperti Petani. Banyak hal yang selama ini terabaikan kini mulai dijamah kembali. Sekedar untuk mencukupi dan menambah kekurangan.
Masalah ini sangat jarang dibicarakan dalam form-forum ilmiah seperti seminar ini, padahal jagung merupakan salah satu produk andalan yang proses budidayanya sangat mudah, murah dan menghasilkan keuntungan yang besar bagi petani. Apalagi jika diusahakan secara intensif dan dipasarkan secara distributif.
Selama ini jagung disepelekan, ditanam hanya untuk sekedar mendapat ‘jagung rebus’. Karena itu melalui seminar ini, penulis mencoba membuka wawasan para peserta untuk melihat sisi-sisi yang menguntungkan dari budidaya jagung. Namun tentu saja dalam makalah seminar ini, penulis tidak menjelaskan perihal jagung secara mendetil, tetapi hanya bagian-bagian yang pokok.
Masalah ini sangat jarang dibicarakan dalam form-forum ilmiah seperti seminar ini, padahal jagung merupakan salah satu produk andalan yang proses budidayanya sangat mudah, murah dan menghasilkan keuntungan yang besar bagi petani. Apalagi jika diusahakan secara intensif dan dipasarkan secara distributif.
Selama ini jagung disepelekan, ditanam hanya untuk sekedar mendapat ‘jagung rebus’. Karena itu melalui seminar ini, penulis mencoba membuka wawasan para peserta untuk melihat sisi-sisi yang menguntungkan dari budidaya jagung. Namun tentu saja dalam makalah seminar ini, penulis tidak menjelaskan perihal jagung secara mendetil, tetapi hanya bagian-bagian yang pokok.
II. PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum Tanaman Jagung
1. Marfologi Tanaman Jagung
a. Akar :
Tanaman jagung berakar serabut, menyebar kesamping dan kebawah sepanjang ± 25 cm. Penyebarannya pada lapisan olah tanah.
b. Batang :
Batang tanaman jagung berwarna hijau sampai keungu-unguan, berbentuk bulat, tinggi tanaman bervariasi antara 125 – 250 cm. Batang berbuku-buku dan dibatasi oleh ruas-ruas.
c. Daun :
Daun jagung terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Jumlah daun 10 – 20 helai tiap tanaman. Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Kedudukan antara 1 daun dengan daun lainnya berlawanan.
d. Bunga :
Bunga jagung berumah satu, dimana rumah daun jantan terletak terpisah dengan bunga betina pada dahan yang sama. Bunga jantan pada ujung tanaman (malai), bunga betina berada pada ketiak daun (tongkol), yang biasa disebut “rambut jagung”. Penyerbukan dihasilkan dengan bersatunya tepung sari pada rambut, 95 % terjadi perkawinan silang dan 5 % perkawinan sendiri.
e. Biji :
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol, pada setiap tanaman jagung ada sebuah tongkol kadang-kadang ada dua. Setiap tongkol terdiri atas 10 – 14 deret, dan terdiri ± 200 – 400 butir.
Daun jagung terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Jumlah daun 10 – 20 helai tiap tanaman. Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Kedudukan antara 1 daun dengan daun lainnya berlawanan.
d. Bunga :
Bunga jagung berumah satu, dimana rumah daun jantan terletak terpisah dengan bunga betina pada dahan yang sama. Bunga jantan pada ujung tanaman (malai), bunga betina berada pada ketiak daun (tongkol), yang biasa disebut “rambut jagung”. Penyerbukan dihasilkan dengan bersatunya tepung sari pada rambut, 95 % terjadi perkawinan silang dan 5 % perkawinan sendiri.
e. Biji :
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol, pada setiap tanaman jagung ada sebuah tongkol kadang-kadang ada dua. Setiap tongkol terdiri atas 10 – 14 deret, dan terdiri ± 200 – 400 butir.
2. Jenis dan Varietas Jagung
Pemilihan varietas diarahkan untuk varietas unggul yang dapat memberi hasil tinggi yang dapat memberi keuntungan besar bagi petani. Varietas jagung yang ideal dicirikan sebagai berikut :
Hasil biji persatuan luas tinggi
Pemilihan varietas diarahkan untuk varietas unggul yang dapat memberi hasil tinggi yang dapat memberi keuntungan besar bagi petani. Varietas jagung yang ideal dicirikan sebagai berikut :
Hasil biji persatuan luas tinggi
Ø Tanggap terhadap pemupukan
Ø Umur pendek
Ø Berdaya hasil tinggi
Ø Toleran terhadap hama dan penyakit
Ø Beradaptasi dengan baik pada berbagai lingkungan
Ø Tegap dan tahan rebah
Ø Tanaman pendek
Ø Kulit jagung menutup tongkol dengan rapat
Ø Biji keras dengan warna rata
Ø Kandungan protein biji cukup tinggi
Jenis-jenis varietas jagung :
- Bima
- Arjuna
- Kania Putih
- Malin
- Jawa Timur Kuning
- Harapan, dan lain-lain
3. Tanah dan Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik hampir pada semua jenis tanah. Tetapi tanaman ini akan tumbuh dengan lebih baik pada tanah yang lebih gembur, kaya akan humus.
- Jagung tumbuh baik pada Ph tanah antara 5,5 – 7,0 . tanaman ini tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 – 1300 m diatas permukaan laut.
- Jagung tumbuh baik pada iklim Padah – sedang, tumguh baik pada temperatur pada 23°- 27° C.
- Bima
- Arjuna
- Kania Putih
- Malin
- Jawa Timur Kuning
- Harapan, dan lain-lain
3. Tanah dan Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik hampir pada semua jenis tanah. Tetapi tanaman ini akan tumbuh dengan lebih baik pada tanah yang lebih gembur, kaya akan humus.
- Jagung tumbuh baik pada Ph tanah antara 5,5 – 7,0 . tanaman ini tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 – 1300 m diatas permukaan laut.
- Jagung tumbuh baik pada iklim Padah – sedang, tumguh baik pada temperatur pada 23°- 27° C.
B. Pengembangan ekonomi sdm
Indonesia merupakan Negara pertanian. Artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonmian nasional. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sector pertanian.
Ditinjau dari sudut pembangunan pertanian hal yang terpenting mengenai usahatani adalah bahwa usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun susunannya. Untuk memanfaatkan metode usaha tani yang cocok bagi pertanian yang masih pyrimitif bukanlah corak yang paling produktif apabila sudah tersedia metode-metode yang modern (Mubiyarto, 12).
Menurut Warisno (1998), tanaman jagung memiliki perakaran serabut yang terdiri dari akar primer, sekunder dan adventif. Akar primer sifatnya sementara sedangkan akar yang hidup terus adalah akar adventif atau akar serabut. Fungsi akar primer dan sekunder digantikan akan tetap, sedangkan akar adventif merupakan bentuk akar lain yang tumbuh dari pangkal batang di atas permukaan tanah, kemudian menembus dan masuk ke dalam tanah. Fungsi akar adventif itu untuk memperkuat berdirinya batang tanaman jagung dan menambah organ penghisap air dan garam-garam tanah.
Pengelolaan usaha tani merupakan suatu sistemik yang terkait, dimana adanya input, proses, dan output. Factor-faktor produksi yang terdiri dari lahan, modal untuk pembiayaan saran produksi serta tenaga kerja, yang seluruhnya ditujukan untuk proses produksi hingga akan menghasilkan output. Semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output di sebut biaya produksi.
Kepemilikan lahan dan biaya produksi sangat mempengaruhi perkembangan usaha tani Jagung. Hal ini dikarenakan semaikn luas lahan serta semakin besar modal yang dimiliki oleh petani, maka akan semakin besar potensi petani tersebut untuk mengembangkan usaha tani Jagung.
Sarana produksi seperti bibit, pupuk, pestisida, serta upah tenaga kerja yang digunakan didalam usaha tani Jagung akan memiliki pengaruh terhadap produksi atau output yang dihasilkan pengunaan berbaga sarana poroduksi tersebut haruslah efektif dan efisien sehinga akan dapat mengurangi biaya produksi tetapi meningkatkan hasil produksi/output
Output atau produksi yang dihasilkan dari usahatani Jagung Manis Manis jika dikalikan dengan harga jual akan menghasilkan penerimaan usaha tani, dan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya produksi inilah yang disebut dengan pendapatan usahatani. Dengan melihat pendapatan yang diperoleh dalam suatu usahatani Jagung Manis Manis akan diketahui layak tidaknya usaha tani petani Jagung Manis Manis tersebut untuk dilaksanakan.
C. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hst yang ditandai dengan kelobot sudah bewarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap, apabila ditusuk dengan kedua ibu jari biji tersebut tidak berbekas, kadar air biji sekitar 25% - 30% (Warisno, 1998).
D. Pasca Penen
Proses pasca panen meliputi serangkaian kegiatan penanganan hasil panen, mulai dari pemanenan sampai menjadi produk yang siap dikonsumsi.
E. Analisis Pasar
Tujuan diadakannya Analisis Pasar adalah :
- Dapat mengetahui keadaan pasar yang tepat
Tujuan diadakannya Analisis Pasar adalah :
- Dapat mengetahui keadaan pasar yang tepat
Ø Selalu dapat mengontrol harga suatu komoditi
Ø Mengetahui jumlah modal yang ditanamkan
Ø Dapat merangsang petani dalan berusaha
Ø Segala keuntungan mudah diketahui
Ø Kerugian dapat diperkecil dan pemasaran dapat dilakukan dengan baik
Ø Mengetahui kebutuhan pasar
Ø Dapat mengira bulan – bulan apa saja harga jagung meningkat
PENUTUP
Jagung mempunyai banyak permasalahan pasca panen yang apabila tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan kerusakan dan kehilangan. Permasalahan antara lain adalah: Susut Kuantitas dan Mutu
Kehilangan hasil jagung pada pascapanen dapat berupa kehilangan kuantitatif dan kualitatif. Kehilangan kuantitatif merupakan susut hasil akibat tertinggal di lapang waktu panen, tercecer saat pengangkutan, atau tidak terpipil. Kehilangan kualitatif merupakan penurunan mutu hasil akibat butir rusak, butir berkecambah, atau biji keriput selama proses pengeringan, pemipilan, pengangkutan atau penyimpanan.
Keamanan Pangan Penundaan penanganan pascapanen jagung berpeluang meningkatkan infeksi cendawan.