Jumat, 18 April 2014


ANALISIS SITUASI, DAN POTENSI
PERTUMBUHAN EKONOMI
PROVINSI
SULAWESI TENGGARA

MATA KULIAH
TEORI EKONOMI MAKRO INTERMEDITE






DISUSUN OLEH




            MAKMUR SYAM                   
   STAMBUK B2B1 14 005





PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HALU OLEO
2014






I.            PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1952 Sulawesi Tenggara merupakan satu Kabupaten, yaitu Kab. Sulawesi Tenggara dengan ibu Kotanya Bau-Bau. Kab. Sulawesi Tenggara tersebut meliputi wilayah-wilayah bekas Onder – Afdeling Boeton Laiwui serta bekas Onder Afdeling Kolaka dan menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dengan Pusat Pemerintahannya di Makassar ( Ujung Pandang ). Selanjutnya dengan Undang-Undang No. 29 Tahun 1959 Kab. Sulawesi Tenggara dimekarkan menjadi empat Kabupaten Daerah Tingkat II yaitu Kab. Buton Kab. Muna, Kota Kendari dan Kab. Kolaka. Keempat Daerah Tingkat II tersebut merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Jauhnya letak geografis kabaupaten tersebut menyebabkan sulitnya komunikasi dan perhubungan keempat daerah tersebut dengan pusat pemerintahan provinsi di Makassar. Disamping itu gangguan DI/TII pada saat itu sangat  menghambat pelaksanaan tugas-tugas pembangunan utamanya dipedesaan.       Daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan yang cukup luas, mengandung berbagai hasil tambang yaitu aspal dan nikel, maupun sejumlah bahan galian lainya. Demikian pula potensi lahan pertanian cukup potensial untuk dikembangkan. Selain itu terdapat pula berbagai hasil hutan berupa rotan, damar serta berbagai hasil hutan lainya.
Atas pertimbangan ini tokoh – tokoh masyarakat Sulawesi Tenggara, membentuk Panitia Penuntut Daerah Otonom Tingkat I Sulawesi Tenggara. Tugas Panitia tersebut adalah memperjuangkan pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tenggara pada Pemerintah Pusat di Jakarta. Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, cita-cita rakyat Sulawesi Tenggara tercapai dengan keluarnya Perpu No. 2 Tahun 1964 Sulawesi Tenggara di tetapkan menjadi Daerah Otonom Tingkat I dengan ibukotanya Kendari.
Realisasi pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dilakukan pada tanggal 27 April 1964, yaitu pada waktu dilakukannya serah terima wilayah kekuasaan dari Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara, Kolonel Inf.A.A Rifai kepada Pejabat Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, J. Wajong.Pada saat itu Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara mulai berdiri sendiri terpisah dari Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Oleh karena itu tanggal 27 April 1964 adalah hari lahirnya Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara yang setiap tahun diperingati
Hingga saat ini Provinsi Sulawesi Tenggarah meliputi 10 buah Kabupaten
(Kab. Buton, Kab. Muna, Kab. Konawe, Kab. Kolaka, Kab. Konawe Selatan, Kab. Bombana, Kab. Wakatobi, Kab. Kolaka Utara, Kab. Konawe Utara, dan Kab. Buton Utara) dan 2 buah Kota (Kota Kendari dan Kota Bau-Bau).
Geografis dan Demografis
Letak GeografisProvinsi Sulawesi Tenggara dilihat dari peta pulau Sulawesi di Jazirah Tenggara. Akan tetapi bila dilihat dari sudut geografis, maka Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara terletak di bagian Selatan garis Khatulistiwa yang memanjang dari Utara ke Selatan diantara 3 derajat LS sampai 6 derajat LS dan
melebar dari Barat ke Timur diantara 120045' Bujur Timur sampai 124060' Bujur Timur. Di samping itu dari letak geografis, maka wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai Batas-Batas di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, di sebelah Selatan berbatasan dengan
Laut Flores. Sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda dan di sebelah Barat Berbatasan dengan Teluk Bone Provinsi Sulawesi Tenggara yang mencakup wilayah daratan (Jazirah) dan kepulauan memiliki wilayah seluas kurang lebih 38.140 km2. Sedangkan wilayah perairan (Laut) diperkirakan seluas kurang lebih 114.876 km2 .Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi daratan Konawe dan Kolaka. Sedangkan kepulauan meliputi Pulau Buton dan Pulau Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar di bagian Selatan dan Tenggara
Wilayah Sulawesi Tenggara, pada umumnya memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang, dan berbukit, sedangkan permukaan tanah pegunungan yang relatif rendah yakni sekitar 1.868.860 hektar sebagian besar berada pada ketinggian 100- 500 meter diatas permukaan laut dengan tingkat kemiringan
mencapai 40 derajat.Ditinjau dari sudut geologis, bantuan di Provinsi Sulawesi tenggara terdiri atas bantuan sedimen, bantuan metamorfosis dan bantuan beku. Dari ketiga jenis bantuan tersebut, bantuan sedimen merupakan bantuan yang
terluas yaitu sekitar 2.878.790 hektar atau sebesar 75,47 persen. Sementara itu, jenis tanah di Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari tanah podzolik seluas 2.394.698 ha (62,79 persen), tanah mediteran seluas 839.078 ha (22,00 persen), tanah latosol seluas 330.182 ha (8,66 persen), tanah organosol seluas 111.923 ha
(2,93 persen), tanah aluvial seluas 117.830 ha (3,09 persen), dan tanah grumosal seluas 20.289 ha (0,53 persen).Karena wilayah daratan Sultra mempunyai Ketinggian umumnya di bawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka Prov. Sultra beriklim tropis.     

Jumlah Penduduk (orang)
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi 38.140 km2. Kab. Kolaka memiliki wilayah paling luas yaitu 6.918,38 km2. Sedangkan daerah dengan luas wilayah terkecil adalah Kota Kendari yang luasnya hanya 295,89 km2.
Dari sisi demografi, total jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 2.232.586 jiwa. Kab. Kolaka memiliki populasi tertinggi dengan jumlah penduduk 315.232 jiwa, sedangkan daerah dengan populasi terendah adalah Kab. Koname Utara dengan jumlah penduduk 51.533 jiwa.
Kepadatan penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 58,54 jiwa/km2 yang cenderung terpusat di ibukota provinsi. Daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kota Kendari sebesar 979,98 jiwa/km2, walaupun Kota Kendari memiliki luas wilayah terkecil. Kepadatan penduduk tertinggi setelah Kota Kendari adlaah Kota Bau-Bau dengan kepadatan penduduk 448,12 jiwa/km2.
Kab. Kolaka dengan luas wilayah terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara
hanya memiliki tingkat kepadatan penduduk 45,56 jiwa/km2 dan kepadatan
penduduk terendah berada pada Kab. Buton Utara yaitu 27,41 jiwa/km2.

Jumlah Sekolah, Kelas, Murid, Guru, dan Rasio Murid terhadap Guru dan Sekolah Dasar Negeri se-Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009/2010

Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan khususnya Sekolah Dasar (SD) , maka secara total di Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat SD Negeri sebanyak 2.197 unit. Kab. Kolaka memiliki 317 unit sedangkan Kota Bau-Bau hanya 68 unit. Berdasarkan jumlah murid terbanyak adalah Kab. Kolaka mencapai 49.897 murid, sedangkan jumlah murid terendah yaitu 8.668 murid di Kab. Konawe Utara. Bila dilihat seberapa daya tampung SD, maka rasio murid/sekolah paling tinggi adalah Kab. Kolaka yaitu 413,08 murid/sekolah. Sedangkan rasio murid/sekolah terendah adalah di Kab. Buton Utara yaitu 36,55 murid/ sekolah.

Salah satu indikator kualitas pembelajaran yang diterima oleh murid SD adalah perbandingan antara banyaknya murid yang harus diajar oleh setiap guru. Rasio murid/guru yang tertinggi adalah Kab. Buton yaitu 19,16 murid/guru. sedangkan yang terendah adalah di Kab. Konawe yaitu 10,84 murid/guru.

Angka Melek Huruf (AMH) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2010

Indikator keberhasilan pendidikan di   Provinsi Sulawesi Tenggara bisa dilihat dari indikator Angka Melek Huruf (AMH) di setiap daerah. Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara belum ada yang mencapai AMH 100%. Capaian AMH Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 sebesar 91,51% dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi sebesar 91,85% . AMH tertingggi baik pada tahun 2009 dan 2010 adalah Kota Kendari yaitu sebesar 98,38% pada 2009 menajdi 98,60% pada 2010. Sedangkan AMH terendah adalah Kab. Buton dengan capaian AMH sebesar 85,72% pada tahun 2009 dan 86,57% tahun 2010.

Jumlah Fasilitas Kesehatan se-Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010

Fasilitas kesehatan bagi seluruh penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara didukung oleh adanya fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas, polindes, poskesdes, posyandu, apotik, dan toko obat berijin. Jumlah total rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 25 buah, dimana 11 buah terdapat di Kota Kendari. Sedangkan Kab. Buton Utara, dan Kab. Konawe Utara belum memiliki rumah sakit. Jumlah keseluruhan puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 719 buah, yang terdiri dari puskesmas plus sebanyak 65 buah, puskesmas 175 buah dan puskesmas pembantu sebanyak 479 buah. Kab. Muna merupakan daerah dengan jumlah keseluruhan puskesmas terbanyak yaitu 110 buah.
Jumlah polindes sebanyak 239 buah, dimana 61 buah ada di Kab. Konawe, untuk jumlah poskesdes ada 719 buah, dan terbanyak ada di Kab. Kolaka yaitu 215 buah. Dibandingkan dengan fasilitas kesehatan yang lain, pos posyandu tersebar cukup banyak di seluruh daerah di Sulawesi Tenggara yaitu sebanyak 2877 buah, dimana Kab. Buton memliki posyandu terbanyak yaitu 399 buah dan Kab. Buton Utara memiliki jumlah posyandu paling sedikit yaitu 76 buah.

Jumlah apotik dan toko obat berijin yaitu 122 buah dan 155 buah. Untuk apotik, banyak terdapat di Kota Kendari sementara untuk toko obat berijin banyak terdapat di Kab. Muna
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2010)

Kinerja ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 dan 2010 sangatlah pesat yaitu 7,57% dan 8,19%, pertumbuhan ekonomi tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,10%. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh besarnya PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 yang mencapai 28.369,03 miliar rupiah.
Pada dasarnya besarnya PDRB Sulawesi Tenggara didominasi oleh empat sektor usaha yaitu pertanian yang memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 33,20%, lalu sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,13%, sektor jasa-jasa sebesar 12,64%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 9,29%. Sedangkan kelima sektor lainnya bila diakumulasikan memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar 28%.

Luas Panen Tanaman Bahan Makanan Menurut Jenis Tanaman,                Tahun 2010 (Ha)

Pada tahun 2010, luas panen tanaman padi Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 1.527.517 Ha, sedangkan luas panen tanaan palawija hanya 52.889 Ha. Kab. Konawe merupakan daerah dengan luas panen tanaman padi yaitu 206.426 Ha, sedangkan luas panen tanaman padi terkecil adalah Kab. Muna yaitu 104.261 Ha. Luas panen tanaman palawija terbesar adalah Kab. Muna yaitu 27.072 Ha, sedangkan luas panen tanaman palawija terkecil adalah Kota Bau-Bau yaitu 394 Ha.
Jumlah Ternak menurut Jenisnya Tahun 2010 (Ekor)

Sektor peternakan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar didominasi oleh budidaya ternak sapi sebanyak 266.108 ekor. Populasi ternak sapi terbanyak ada di Kab. Konawe Selatan yaitu 69.069 ekor, sedangkan yang terendah yaitu 255 ekor ada di Kota Bau-Bau. Sementara itu, populasi ternak sapi perah dan domba tidak berkembang di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Peternakan kambing juga cukup berkembang di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah populasi ternak kambing yaitu 117.819 ekor, dimana populasi terbanyak ada di Kab. Kolaka yaitu 28.446 ekor dan populasi terendah ada di Kota Bau-Bau yaitu 1.767 ekor.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) se-Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2009-2010

Berdasarka data IPM tahun 2009-2010 dari BPS maka dapat dilihat bahwa IPM Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan dari 69,52 di tahun 2009 menjadi 70,00 di tahun 2010. IPM tertinggi pada tahun 2010 adalah Kota Kendari yaitu sebesar 75,66, sedangkan IPM terendah adalah di Kab. Bombana dan Kab. Wakatobi yaitu 67,20. Secara umum, hanya dua daerah yang tingkat IPM nya di atas rata-rata IPM Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau.
Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT),
Tahun 2009-2011

Berdasarkan data tingkat pengangguran dari BPS selama tiga tahun maka dapat dilihat bahwa jumlah pengangguran meningkat setiap tahunnya, namun TPT justru berkurang setiap tahunnya. Pada tahun 2011, Kota Kendari merupakan daerah dengan jumlah pengangguran terbanyak dan TPT terbesar.  Sementara jumlah pengangguran terendah dan TPT terendah adalah Kab. Buton Utara.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin se-Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2010

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin berkurangnya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah. Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa jumlah dan persentase penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tenggara semakin berkurang dari tahun 2008-2010 Pada tahun 2010, jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 331.200 jiwa , dimana jumlah penduduk miskin terbanyak ada di Kab. Kolaka yaitu 64.147 jiwa dan jumlah penduduk miskin paling sedikit ada di Kab. Konawe Utara yaitu 7000 jiwa. Namun persentase penduduk miskin teringgi ada di Kab. Kolake Utara dan persentase penduduk miskin terendah ada di Kota Kendari.




Potensi Ekonomi dan Investasi

Sektor pertanian khususnya perkebunan di Sulawesi tenggara yang potensinya masih menarik  dikembangkan di depan adalah kakao dan jambu mete. Berdasarkan data tahun 2009 produksi kakao mencapai 131.830 ton dan produktivitasnya mencapai 868,89 kg/hektar, dengan jumlah petani yang membudidayakannya mencapai 149.754 orang. Sedangkan untuk komoditi perkebunan jambu mete pada tahun 2009 mencapai 30.934 ton dan produktivitasnya mencapai 341,15 kg/ hektar . Jumlah petani yang membudidayakan mete berjumlah 100.046 orang.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) diperkirakan masih akan tumbuh cukup tinggi. Kinerja sektor tersebut dipengaruhi oleh wisatawan dan banyaknya even berupa rapat koordinasi pemda dan pusat di Sulawesi tenggara . Selain itu juga semakin banyak frekuensi kunjungan investor dalam dan luar negeri untuk pemantauan potensi sektor pertambangan yang sedang gencar dipromosikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sektor perikanan di Sulawesi Tenggara juga potensial untuk terus ditumbuhkembangkan hal ini karena ditopang dengan luasnya wilayah perairan laut yang mencapai 114,879 km2 dan dengan potensi perikanan laut sebanyak 1.520,34 megaton dan produksi sebanyak 210,38 megaton. Sektor pertambangan dan energi menunjukkan beberapa potensi sebagai berikut:
1.    Sentra industri semen direncanakan akan dibangun di Kab. Muna mengingat di daerah tersebut terdapat banyak potensi gypsum dan kapur.
2.    Potensi panas bumi yaitu Lainea 60 MWE dan Mangolo 50 MWE. Tambang nikel memiliki deposit 97,4 miliaran ton dengan penyebaran di Kab. Kolaka Utara, Kolaka, Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe, dan Bombana (Pulau Kabaena). Estimasi deposit emas 1,125 juta ton. Penyebaran
            di Kab. Bombana dan Wawonii serta beberapa kabupaten lain yang sedang        diteliti. Sementara potensi tambang lainnya adalah pasir kuarsa 5 miliar m3,        marmer 206 miliar m3, lempung 884 miliar m3, oniks       547 ribu m3, gamping         1,6 triliun m3, dan mangan 6.000 ha di Kab. Buton. Potensi lainnya yaitu
            pasir besi dan fosfat di Kab. Buton, Kab. Konawe Utara, Kab. Konawe dan           Kab.    Bombana, Kromit dengan luas penyebaran 2.000-2.500 ha, magnesit    di Kab. Kolaka Utara, Kab. Kolaka, Kab. Konawe, dan Kab. Bombana.
3.      Potensi industri biomassa kelapa bisa dikembangkan mengingat bahan baku     kelapa banyak diproduksi. Secara rata-rata luas panen kelapa tahun 2006          hingga 2010 mencapai 36.522 hektar
Gambaran Umum Keuangan Daerah Prov. Sulawesi Tenggara
(Terlampir Via pdf)

Kondisi Keuangan Daerah

Indikator Kondisi Keuangan Daerah
1. Rasio Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk
2. Rasio PAD/ Total Pendapatan Daerah
3. Rasio Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah
4. Rasio Pajak Daerah dan Retribusi Daerah/ PDRB
5. Rasio Belanja Modal / Total Belanja Daerah
6. Rasio Total Pendapatan Daerah / Total Belanja Daerah
7. Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah
8. Rasio SiLPA tahun sebelumnya / Belanja Daerah
9. Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga / Total Pendapatan Daerah
(Kondisi Keuangan daerah Terlampir via pdf)

Sumber Data
SIKD, Kementerian Keuangan
Prov. Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2007 – 2010, BPS
Potensi Investasi di Prov. Sulawesi Tenggara, BKPM
www.sulawesitenggaraprov.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar