Review Jurnal “ KARAKTERISTIK
KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN BISNIS SEBAGAI FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN USAHA
(Studi IKM di Sentra Kerajinan Rotan
Amuntai Kab. Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan)
Edwin Cahya Ningrum Setyawati
Mata Kuliah
“ETIKA
DAN LINGKUNGAN BISNIS”
OLEH
:
MAKMUR SYAM
STB. B2B1 14 005
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HALU OLEO
2014
Abstract
The purpose of this research is to know
the characteristic of enterpreneurial business owners, conditions of business
environment and the role of the business environment in the development of
industries of rattan furniture, rattan weaving and lampit in Amuntai HSU, South
Kalimantan. Population in this research is all businesses in Rattan Crafts
Center in Amuntai HSU South Kalimantan. Sample in this research is taken using
purposive and snowbal sampling. Data collecting is done by interview,
observation and documentation methods. The result showed that enterpreneurship
characteristics owned by the business owners are attitude of product innovation
and authenticity, the willingness to take risk in having produc diversity, and
strong leadership in having harmonious relations with employees. The business
owners have not yet had an attitude toward duties and maximum profit results
within the internal and external business environment. Furniture and webbing
rattan producers should be able to build duty-oriented attitude and an attitude
towards maximum profit. They need to also be a risk-taker and a leader in
facing the challenges of business world within internal and external business
environment.
Intisari
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik kewirausahaan pemilik usaha, kondisi lingkungan bisnis dan peran
lingkungan bisnis dalam pertumbuhan industri kerajinan mebel rotan, anyaman
rotan dan lampit rotan di Amuntai HSU, Kalimantan Selatan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha di Sentra Kerajinan Rotan di Amuntai
HSU Kalimantan Selatan. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara Purposive
sampling dan Snowbal sampling. Metode pengumpulan data menggunakan
metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik kewirausahaan yang dimiliki pelaku industri
mebel adalah sikap keorisinilan dalam inovasi produk, pengambilan risiko untuk
melakukan diversifikasi produk dan kepemimpinan dalam membangun hubungan yang
harmonis dengan karyawan namun belum memiliki sikap orientasi tugas dan hasil
terhadap profit yang maksimal. Kondisi dan Peran lingkungan bisnis yang
terdapat dalam usaha ini meliputi lingkungan bisnis internal dan eksternal.
Perajin mebel dan anyaman rotan harus mampu membangun orientasi tugas dan hasil
paska laba yang maksimal, pengambilan risiko, memiliki perilaku sebagai seorang
pemimpin dalam menghadapi tantangan dunia bisnis yang diselaraskan dengan
lingkungan internal dan eksternal bisnis.
PENDAHULUAN
Salah satu sentra kerajinan rotan terbesar di daerah Kalimantan
terpusat di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu daerah di kota Amuntai Kabupaten
Hulu Sungai Utara (HSU). Barangbarang tradisional yang biasa diproduksi di kota
ini berupa kerajinan fungsional khas desa, seperti alat tangkap ikan
tradisional lukah dan jambeh, nyiru, tanggui (caping khas
banjar), lanjung (tas khas dayak), dan takitan (bakul untuk
panen), kerajinan tikar, topi, kipas, dan anyaman lainnya. Sedangkan produk
kerajinan bergaya modern didominasi oleh kerajinan berbahan baku rotan, seperti
lampit, kotak tisu, kursi malas, sketsel pintu, dan beraneka jenis anyaman
lainnya.
Dilihat dari perkembangan Industri
rotan pada tahun 2009-2010, sentra industri kerajinan rotan kota Amuntai HSU
Kalsel terdapat fluktuasi pertumbuhan usaha, dimana terdapat industry kerajinan
mebel dan anyaman rotan yang mengalami pertumbuhan unit usaha dan tenaga kerja
namun tidak dibarengi dengan adanya pertumbuhan nilai produksi. Berarti
terdapat suatu masalah didalamnya yang menyebabkan pertumbuhan nilai produksi
dari dua jenis industry kerajinan rotan tersebut tidak meningkat. Sedangkan
bagi industri kerajinan lampit rotan terjadi pertumbuhan nilai produksi yang
sangat signifikan namun tidak terjadi pertumbuhan unit usaha dan tenaga
kerjanya. Harapannya sebuah industri dapat mencapai suatu pertumbuhan usaha
secara menyeluruh baik dalam hal peningkatan nilai produksi, pertumbuhan tenaga
kerja, asset dan lainnya.
TUJUAN DAN FENOMENA EMPIRIS
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakteristik kewirausahaan pemilik usaha, kondisi lingkungan bisnis
dan peran lingkungan bisnis dalam pertumbuhan industri kerajinan mebel rotan,
anyaman rotan dan lampit rotan di Amuntai HSU, Kalimantan Selatan.
Karakteristik Kewirausahaan
merupakan kualitas atau sifat yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat
dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, suatu
kejadian, intergrasi atau sintesis dari sifat-sifat individual dalam bentuk
suatu atau kesatuan dan kepribadian seseorang, dipertimbangkan dari titik pandangan
etis dan moral. Sementara sikap kewirausahaan adalah sikap seseorang yang
mempunyai n-ach yang tinggi dari kehidupan sehari-hari atau ciri-ciri
sikap seorang wirausaha (Faisal, 2002).
TEORI
DAN PENELITIAN TERDAHULU
Menurut Keputusan
Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritasmerupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha
yang tidak sehat.
Kinerja UKM didukung oleh karakteristik kewirausahaan dan
sikap kewirausahaan yang yang dimiliki oleh
pengusaha. Semua itu merupakan hakekat dari kewirausahaan yang harus ada
pada UKM. Kao et al. (dalam Saiman, 2009) mengatakan bahwa kewirausahaan
adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui kesempatan bisnis manajemen,
pengambilan risiko yang tepat dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen
untuk memobilisasi manusia, uang dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain
yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik. Untuk
melaksanakan proyek dengan baik diperlukan karakteristik dan sikap
kewirausahaan yang mendukung sehingga usaha yang dilakukan berjalan dengan
lancar.
Dalam kenyataannya, perusahaan itu
merupakan sebuah produk dari beberapa lingkungan. Sedangkan untuk
mempertahankannya, perusahaan harus dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
yang berubah-rubah. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di luar
organisasi (Robbins, 1994). Lingkungan tidak sebatas lingkungan, namun terdapat
lingkungan eksternal, lingkungan industri dan lingkungan internal. Lingkungan
eksternal terdiri dari unsurunsur yang berada di luar organisasi, yang relevan
terhadap kegiatan organisasi itu (Stoner, 1996). Lingkungan industri memiliki
pengaruh yang lebih langsung terhadap daya saing strategis dan laba di atas
rata-rata. Intensitas persaingan industri dan potensi laba industri merupakan
fungsi dari lima kekuatan kompetitif dan lingkungan internal ini dimungkinkan
untuk dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai
dengan keinginan perusahaan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan usaha. Menurut
Suprapto (dalam Setiawan, 2010) pertumbuhan perusahaan adalah peningkatan
ukuran usaha dan adanya ekspansi operasi perusahaan melalui pengelolaan
kekuatan yang ada dalam perusahaan dalam kurun waktu tertentu
METODE PENELITIAN
A.
Populasi
dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pelaku usaha di Sentra Kerajinan Rotan di Amuntai HSU Kalimantan Selatan,
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
alitatif diskriptif. Tipe penelitian diskriptif merupakan metode penelitian
yang memaparkan atau menjelaskan bagaimana karakteristik kewirausahaan dan
lingkungan bisnis Industri kecil dan Rumah Tangga kerajinan rotan di kota
Amuntai sebagai faktor penentu Perkembangan usaha mereka.
Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan cara Purposive sampling dan Snowbal sampling. Metode
pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasiDalam
penelitian ini penulis berusaha menganalisis karakteristik kewirausahaan para
pemilik industri kecil dan rumah tangga
kerajinan rotan Amuntai Kalimantan Selatan dalam mengelola usaha kerajinan
rotan dan menganalisis serta memaparkan gambaran mengenai lingkungan bisnis di
sentra kerajinan rotan di Amuntai baik secara internal maupun eksternal.
B.
Peralatan
Analisis
Lokasi penelitian ini
dilakukan di Kota Amuntai yang merupakan ibukota kabupaten Hulu Sungai Utara
Provinsi Kalimantan Selatan. Objek penelitian ini adalah Sentra Kerajinan
Rotan. Anyaman rotan yang bertempat di kecamatan Haur Gading, Lampit rotan di
kecamatan Amuntai Tengah dan mebel rotan di kecamatan Haur Gading. Data
dianalisis menggunakan Analisis SWOT.
HASIL
Penelitian ini akan mendeskripsikan
temuan penelitian dalam tiga bagian, yaitu yang pertama adalah profil perajin
dan sejarah perkembangan usaha, karakteristik kewirausahaanyang dimiliki oleh
perajin dalam pertumbuhan industri serta kondisi dan peran lingkungan bisnis
dalam pertumbuhan industri perajin baik secara internal maupun eksternal. Jenis
industri rotan yang menjadi obyek dalam penelitian ini meliputi tiga jenis
yaitu industry mebel rotan, anyaman rotan Amuntai dan lampit rotan Amuntai.
Wawancara dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 6 perajin. Adapun profil
dan sejarah perkembangan usaha dari 6 informan diuraikan berikut ini.
Informan pertama merupakan perajin
mebel rotan dengan skala industri kecil. Pertumbuhan industri nya mulai
berkembang sejak tahun 1992-1995, tahun 1995-1998 mulai mengalami krisis dan
terpaksa harus memberhentikan beberapa pekerja sehingga mengalami penurunan
produksi dari 20 set/minggu saat ini hanya mencapai 7 set/minggu. Untuk saat
ini beliau memiliki 5 orang pekerja dengan hasil produk berupa mebel rotan
(aneka kursi dan meja rotan) dan rata-rata harga sekitar Rp. 200.000 s/d Rp.
400.000 per item. Produk yang dihasilkan dipasarkan pada Lokal Amuntai dan
Lokal Kalimantan dengan cara dijual sendiri maupun melalui pengumpul/pedagang
perantara.
Informan kedua merupakan perajin
mebel rotan pada skala mikro. Pertumbuhan industrinya mulai berkembang sejak
tahun 1986-1995, tahun 1995 mulai mengalami krisis dan mengalami penurunan
produksi dari 10-15 set/minggu saat ini hanya mencapai 3-4 set/minggu. Untuk
saat ini beliau memiliki 3 orang pekerja termasuk pemilik dengan hasil produk
berupa mebel dan furniture Rotan lainnya dengan harga jual berkisar Rp 20.000
s/d Rp 30.000 per item. Produk yang dihasilkan dipasarkan pada area pemasaran
meliputi lokal Amuntai dan regional Kalimantan.
Informan ketiga merupakan perajin
anyaman rotan pada skala mikro. Informan ini memulai usaha sejak tahun 1997,
namun pertumbuhan positif terlihat sejak tahun 2010-2012 dengan produksi yang
meningkat dari 3-5 kodi/minggu saat ini mampu menghasilkan +- 15 kodi / minggu.
Saat ini usaha ini memiliki 1 pegawai tetap dan 3-4 orang tenaga kerja tidak
tetap dengan produk yang dihasilkan berupa adalah aneka anyaman rotan dengan harga
produk berkisar Rp.80.000 – Rp.200.000 per item. Produk ini dipasarkan pada
area pemasaran meliputi lokal Amuntai dan regional Kalimantan yang dijual
sendiri maupun melalui pengumpul/pedagang perantara Informan keempat dan kelima
merupakan perajin anyaman rotan pada skala mikro. Usaha ini hanya mampu untuk
bertahan sebagai peyangga ekonomi keluarga. Tiap minggunya hanya menghasilkan
2-10 kodi. Usaha ini dijalankan oleh keluarga inti yang berjumlah 2-5 pekerja.
Produk yang dihasilkan berupa Anyaman rotan (Keranjang Parcel) dan dipasarkan
pada local Amuntai dan lokal Kalimantan melalui pengumpul/pedagang.
PEMBAHASAN
Dalam
analisis SWOT Pada Industri Mebel dan Anyaman Rotan Amuntai, karakteristik
kewirausahaan pelaku industri lampit dan lingkungan bisnis internal industri
lampit Rotan Amuntai mempunyai beberapa kekuatan (strength) yaitu sikap
kewirausahaan yang menjadi kekuatan pada diri pelaku industri mebel rotan
Amuntai yang meliputi keorisinilan dalam inovasi produk, pengambilan risiko
untuk melakukan diversifikasi produk dan kepemimpinan dalam membangun hubungan
yang harmonis dengan karyawan. Sedangkan lingkungan bisnis internal yang
menjadi kekuatan pada industri mebel dan anyaman rotan Amuntai adalah tenaga
kerja, karakteristik kewirausahaan dan lingkungan bisnis internal industri
mebel.
Anyaman
Rotan Amuntai mempunyai beberapa kelemahan (weakness) yaitu sikap
kewirausahaan yang menjadi kelemahan pada diri pelaku industri mebel dan
anyaman rotan Amuntai antara lain adalah orientasi tugas dan hasil yang
berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, sikap yang energik dan
inisiatif, kepemimpinan yang mengarah pada menyusun sasaran usaha dan
mencapainya serta mampu memotivasi karyawan untuk memberikan ide/saran dalam
usahanya dan memiliki pandangan masa depan. Sedangkan lingkungan bisnis
eksternal yang menjadi kelemahan pada industri mebel dan anyaman rotan Amuntai
yakni orientasi tugas dan hasil untuk mencapai laba maksimal, kepemimpinan yang
membangun hubungan yang harmonis pada karyawan, dan memiliki orientasi ke masa
depan. Sedangkan lingkungan bisnis internal yang menjadi kekuatan pada industri
lampit rotan Amuntai yakni ketersediaan modal, penggunaan mesin dalam produksi
dan tenaga kerja.
Adapun beberapa peluang (oppurtunities) yang
teridentifikasi dalam lingkungan bisnis internal dalam industri mebel dan
anyaman rotan Amuntai yaitu perwakilan pemerintah, lembaga keuangan, pasar.
Adapun ancaman yang ditimbulkan dari lingkungan eksternal industri mebel dan
anyaman rotan
KETERBATASAN
PENELITIAN
Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bidang UKM Dikuperindag HSU tahun 2011 telah mengidentifikasi
kendala-kendala yang dihadapi oleh para perajin rotan di Amuntai.
Kendala-kendala tersebut antara lain adalah lemahnya tingkat SDM para perajin
dan lemahnya organisasi serta kesatuan para perajin rotan sehingga terkesan
berjalan sendiri-sendiri. Selain itu, para perajin masih belum mampu
memanfaatkan kemajuan informasi dan teknologi khususnya dalam hal penggunaan
media teknologi untuk memasarkan produk yang mereka miliki serta teknologi
dalam penggunaan peralatan produksi yang modern.
Lemahnya daya saing produk yang dihasilkan oleh para
perajin sehingga produk yang dihasilkan terkesan monoton (kurang kreatifitas
atau diversifikasi produk), sehingga desain dan sentuhan teknologi yang
digunakan sulit mengakses pasar regional maupun internasional. Kelemahan lainnya
adalah kesulitan dalam mengakses kebutuhan bahan baku rotan sehingga
menyebabkan banyak perajin yang gulung tikar dan beralih untuk menggunakan
bahan baku lain seperti bambu,
kayu,
aluminium dan lain sebagainya. Para perajin rotan juga mengeluhkan kurangnya
modal yang mereka miliki, para perajin hanya tergantung pada modal internal
bahkan kebanyakan dari perajin meminjam dana pada pengumpul (pembeli produk)
sehingga harga ditentukan oleh pengumpul disebabkan tidak dapat mengakses
kredit dari bank maupun lembaga keuangan lainnya dengan banyaknya persyaratan
yang ditentukan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Karakteristik kewirausahaan yang dimiliki oleh pelaku
industri mebel, anyaman dan lampit rotan di Sentra kerajinan rotan Amuntai
memiliki kecenderungan yang sama yakni mereka memiliki sikap keorisinilan dalam
inovasi produk, pengambilan risiko untuk melakukan diversifikasi produk dan kepemimpinan
dalam membangun hubungan yang harmonis dengan karyawan namun belum memiliki
sikap orientasi tugas dan hasil terhadap profit yang maksimal hanya sebatas
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pengambilan risiko, pandangan akan masa depan
dan belum memiliki sikap kepemimpinan yang mengarah pada tujuan dan melibatkan
karyawan untuk memberikan saran/ide pada usahanya.
Karakteristik kewirausahaan perajin lampit yaitu memiliki
sikap orientasi tugas dan hasil pada profit yang maksimal tidak hanya pada
orientasi bertahan hidup serta pandangan ke masa depan. Namun belum memiliki
sikap kepemimpinan yang mengarah pada tujuan dan melibatkan karyawan untuk
memberikan saran/ide pada usahanya dan sikap pengambilan risiko dalam hal
keuangan. Lingkungan internal menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan
industri mebel dan anyaman rotan. Lingkungan internal bisnis yang menghambat
pertumbuhan industri kerajinan rotan di Amuntai adalah supplai bahan baku dan
kestabilan harga bahan baku modal, dan penggunaan peralatan produksi.
Kekuatan lingkungan bisnis eksternal yang mengancam
pertumbuhan industri mebel dan anyaman rotan di Amuntai yaitu Pemasok, Produk
substitusi, Pendatang baru, Pesaing dan Perantara. Sedangkan kekuatan
lingkungan bisnis eksternal yang memberikan peluang pada pertumbuhan industri
mebel dan anyaman rotan yaitu faktor Perwakilan pemerintah dan lembaga
keuangan, Pasar, pembeli atau konsumen akhir. Lingkungan eksternal bisnis
lampit rotan yang mengancam pertumbuhan dalam industry lampit rotan di Amuntai
yaitu pemasok, pesaing , produk substitusi. Kekuatan lingkungan bisnis
eksternal yang memberikan peluang pada pertumbuhan industri lampit rotan yaitu
Pembeli,
Peran pemerintah, dan lembaga keuangan. Perajin rotan
masih belum dapat mengidentifikasi kekuatan ancaman dan peluang dari lingkungan
eksternal bisnis. Sehingga masih belum mampu memanfaatkan beberapa peluang yang
ada dan menghindari atau mengantisipasi ancaman yang datang dari lingkungan
eksternal.
Saran
yang dapat diajukan adalah bahwa Pemerintah Daerah/Dikuperindag Amuntai
hendaknya mampu mengindentifikasi karakter dari UMKM sentra kerajinan rotan
untuk melihat permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat. Seperti
melakukan follow up dan pendampingan terhadap perlatihan pengembangan
SDM yang sudah diberikan untuk meningkatkan karakteristik kewirausahaan
perajin.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal.
2002. Kalau Begitu, Saya Berani
Berwirausaha. Jakarta: Bina Rena Pariwara.
Robbin,
Stephen P. 1994. Organization Theory,
Structure, Design, and Application. Third
Edition. New
Jersey: Prentice-Hall Inc.
Saiman,
Leonardo. 2009. Kewirausahaan, Teori, Praktik
dan Kasus-Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Setiawan,
Peter. 2010. Entrepreneurial Orientation
pada Industri Kreatif di Jawa Timur
danPengaruhnya terhadap Pertumbuhan Perusahaan. Skripsi. Universitas
Kristen Petra. http://digilib.petra.ac.id/viewer...industri_kreatif-chapter2.pdf.
13 Maret
2012.
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar